Ide artikel ini penulis angkat dari kejadian nyata yang pernah teralami.
Di internet, ada seorang rekan yang usianya masih tergolong muda.
Sekarang statusnya adalah sebagai mahasiswi di sebuah perguruan tinggi
di Kalimantan. Cerita nya, sejak usia SMU dia sering atau suka
corat-coret mendesign baju atau pakaian untuk kaum hawa. Menginjak
bangku kuliah dan mulai bersentuhan dengan aktivitas keislaman,
corat-coretnya berganti menjadi design jilbab. Cuma aktivitas itu, masih
sebatas sekedar sebagai hobby. Katanya, beberapa kali dia diminta
rekan-rekan sekampus/sebaya membantu membuatkan design jilbab. Dalam
beberapa kesempatan penulis mencoba memberikan "dorongan", agar mencoba
mengarahkan ke jenjang yang lebih tinggi levelnya, masuk dunia
profesional, menggali aspek ekonomis dari hobby ini. Ringkasnya, apakah
tidak mungkin kita mendapatkan materi (uang) dari ketrampilan
corat-coret ini. Pernah sekali waktu penulis coba minta dikirimi contoh
skets design yang pernah ia buat, dan penulis tunjukkan ke rekan lain
yang kebetulan lebih dahulu menerjuni usaha "butik" mini busana
muslimah. Komentarnya ternyata kan positif, "bagus-bagus modelnya",
katanya.
Barangkali masalahnya ada pada perasaan kurang percaya
diri, kurangnya wawasan berkaitan aspek usaha dari bidang ini, atau
support dari keluarga, atau semacamnya. Ini diakui sendiri oleh rekan
tadi, sewaktu penulis coba tanyakan "mengapa ndak diarahkan ke aspek
komersial?". Jawabnya, "wah belum kepikiran ke arah sana".
Padahal
sebenarnya, usaha ini bisa dirintis dari level paling sederhana. Bikin
design untuk teman-teman yang membutuhkan, kalau dia setuju dengan
designnya, minta fee (honor) kepada mereka. Atau coba buat sebuah
design, perlihatkan kepada kenalan dari kakak perempuan atau kenalan
dari ibu, tetangga, rekan kampus, kenalan di internet dan lain-lain.
Tawarkan kepada yang sedang ingin membuat jilbab, bila setuju dengan
design, belanja bahan-bahannya (kain), pesan kepada penjahit (tailor)
agar dibuatkan jilbab seperti design yang telah dikerjakan. Lalu jual
kepada yang sedang memerlukan tadi. Mungkin istilah uniknya, profesi
sebagai "Designer (perancang busana) Freelance". Usia dan pengalaman
menurut penulis ndak menjadi masalah/kendala. Yang penting punya
kreativitas, sense of design art, dan motivasi untuk maju.
Pada
level lebih tinggi, bisa juga mencoba menggandeng usaha butik di sekitar
tempat tinggal, tawarkan model kerja sama. Mereka pembuat dan penjual,
kita yang mendesign. Atau bila mungkin dan memang telah memiliki modal,
coba membeli mesin jahit sendiri, rintis usaha butik jilbab. Buat
promosi mengenalkan produk baru "haya design", "ahyra collection", "achy
muslim fashion", "rahma: busana muslim", dsb. :)
Jadi designer jilbab freelance, mengapa tidak ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar